Dari Garasi Sederhana ke Pelanggan Se-Jawa Timur: Kisah Inspiratif Pak Sis, Mekanik Spesialis Mobil
Kediri,rekamjejaksite -Berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi terbatas, Siswoko tak punya peluang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, keterbatasan itu justru menjadi bahan bakar semangatnya untuk terus berjuang. Kini, pria yang lebih akrab disapa Pak Sis tersebut dikenal luas sebagai pemilik bengkel spesialis mobil ternama di wilayah Kediri Selatan.
Nama Pak Sis bukan nama asing lagi, terutama bagi pecinta otomotif yang memiliki kendaraan merek tertentu. Sebab, bengkel miliknya hanya menangani satu merek mobil—menjadikannya spesialis yang dicari banyak orang karena keahlian dan pengalamannya.
Bengkel miliknya berdiri kokoh di Dusun Karanglo, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih. Berada di samping rumahnya, bengkel ini memiliki luas sekitar 300 meter persegi dan mampu menampung lebih dari selusin kendaraan. Atapnya galvalum, dan suasananya bersih serta tertata rapi. “Bengkel ini sudah saya jalankan sekitar 30 tahun, tapi mulai berkembang pesat sejak tahun 2006,” ujar Pak Sis saat ditemui di ruang kerjanya yang sekaligus difungsikan sebagai kasir dan toko suku cadang.
Awalnya, bengkel itu hanya berupa ruang sempit berukuran 5x10 meter, dengan atap seng dan tiang kayu penyangga. Pelanggannya pun hanya dari warga sekitar desa. Namun, berkat ketekunan dan keikhlasan dalam bekerja, usahanya perlahan tumbuh.
“Saya memulai semuanya dari nol, tanpa pengalaman dan modal besar. Yang saya punya cuma kemauan dan niat membantu orang tua,” ungkapnya dengan mata berkaca.
Tentu, perjalanannya tidak selalu mulus. Usaha kecilnya sempat terseok akibat keterbatasan finansial. Pendapatan kadang hanya cukup untuk membeli onderdil dan memenuhi kebutuhan dapur. Namun, ia tidak pernah menyerah. Prinsipnya sederhana: tetap sabar, jujur, dan konsisten.
Keteguhan hati itu akhirnya membuahkan hasil. Sekarang, pelanggannya datang dari berbagai kota di Jawa Timur—dari Banyuwangi hingga Pacitan dan Ponorogo. Ia bahkan bisa mempekerjakan dua montir tetap, yang merupakan adik kandungnya sendiri.
“Kalau soal penghasilan, alhamdulillah cukup untuk menyekolahkan anak-anak. Dua di antaranya sudah lulus sarjana,” katanya bangga. Ia mengaku bahwa biaya kuliah satu anak bisa mencapai Rp 20 juta. “Padahal, pendapatan dari bengkel seringkali tidak setengahnya. Tapi Allah selalu memberi jalan,” tambah bapak lima anak itu.
Meski sudah tergolong berhasil, Pak Sis tak berubah. Ia tetap hidup sederhana. Saat ditemui, ia mengenakan kaos hitam dengan jaket denim dan sarung di bagian bawah. Ia ramah, hangat, dan rendah hati.
“Kita harus tetap bersyukur apapun keadaannya. Jangan pernah mengambil yang bukan hak,” tutur Pak Sis, mengutip nasihat dari orang tuanya yang masih ia pegang teguh hingga kini.
Semangat wirausaha rupanya juga menurun ke anak-anaknya. Putra sulungnya kini menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi, namun tetap menjalankan bengkel sepeda motor sendiri di waktu luang. “Katanya, gaji dosen tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, jadi dia buka usaha sendiri,” ungkapnya bangga.
Anak keduanya juga menorehkan prestasi sebagai pebisnis kue. Ia mampu menerima ratusan pesanan sekaligus dan pelanggannya tersebar hampir di seluruh Kediri. “Dia juga yang bantu biaya kuliah adik-adiknya,” ucap Pak Sis, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
Tak hanya fokus di dunia otomotif, Pak Sis juga meneruskan usaha peternakan sapi warisan orang tuanya. Bermula dari modal Rp 3,6 juta, ia kini memiliki beberapa ekor sapi meski sebagian besar telah dijual untuk menopang usaha bengkel. “Sekarang tinggal lima ekor. Sisanya sudah saya jual untuk kebutuhan usaha lainnya,” pungkasnya.(red.a)
Social Header